Softskill
Mengapa
Produsen Perlu Memperhatikan Perilaku Konsumen
Disusun
oleh :
Eka
Septiani
12211360
3EA06
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
era globalisasi ini sudah banyak berbagai macam jenis pesaing bisnis dibidang
usaha masing-masing yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kepuasan,keuntungan,
serta konsumen bagi produsen masing-masing jenis usaha. Seorang produsen usaha
biasanya dituntut untuk mengembangkan serta mempertahankan jenis usahanya
sendiri dari para pesaing bisnis yang lainnya.
Seiring
dengan perkembangan zaman dan usaha bisnis yang sangat pesat dan ketat,
produsen pada umumnya ingin mempertahankan para konsumen untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaannya. Para konsumen sendiri sangat mempengaruhi
produsen dalam menentukan apakah produsen tersebut mampu bersaing dengan
produsen lainnya di bidang bisnis atau tidak. Peran penting para konsumen itu
sendiri biasanya ditandai dengan banyaknya para konsumen yang menikmati atau
menyukai produk dari produsen tersebut.
Banyaknya
jenis konsumen menjadikan penulis ingin mengetahui Mengapa Produsen Perlu
Memperhatikan Perilaku Konsumen? Dalam makalah ini penulis ingin membahas
tentang macam-macam perilaku konsumen, faktor-faktor apasajakah yang
mempengaruhi perilaku konsumen, dll.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen itu sendiri?
2.
Apa tujuan serta manfaat dari perusahaan
dalam mempelajari perilaku konsumen?
3.
Apakah peran dari prilaku seorang
konsumen sangat berpengaruh terhadap penjualan suatu produk?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang konsumen.
2.
Mengetahui tujuan serta manfaat bagi
perusahaan dalam mempelajari perilaku konsumen.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar peran
seorang konsumen terhadap penjualan produk.
1.1 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a.
Untuk produsen :
Untuk
membantu produsen dalam memahami setiap prilaku konsumen serta menjadikan
sumber informasi bagi para produsen untuk meningkatkan jumlah penjualan
produknya.
b.
Untuk penulis :
Dapat
menambah wawasan penulis tentang pentingnya memahami prilaku konsumen bagi
seorang produsen.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Pengertian perilaku
konsumen menurut beberapa ahli :
a.
Schiffman dan Kanuk
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk dan jasa, maupun
ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
b.
Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku
konsumen ialah tindakan-tindakan produk jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut yang terlibat secara langsung dalam
memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
c.
Mowen
Perilaku
konsumen merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi dan
membuang barang atau jasa.
d.
The American Marketing Association
Perilaku
konsumen membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan
lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Manfaat dari
mempelajari perilaku konsumen yaitu :
1.
Produsen dapat mengambil keputusan yang
lebih cermat atas dasar pertimbangan yang matang.
2.
Menurut Aaker siapa yang lebih mampu
memahami keinginan konsumen dan menerjemahkan keinginan tersebut dalam bentuk
produk atau jasa yang unggul akan memenangkan persaingan tersebut.
3.
Produsen dapat dengan tepat memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Konsumen
1.
Faktor Sosial
·
Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi
oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang
mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership groupterdiri
dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja)
dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit
(kelompok keagamaan, perkumpulan professional, dan serikat dagang). (Kotler,
Bowen, Maknes, 2003, pp. 203-204).
·
Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar
dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh
suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak
sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan
restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 204).
·
Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok
seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari
aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan
orang-orang disekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan
penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. (Kotler, Amstrong, 2003, p.135).
2.
Faktor Personal
·
Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas
sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang
amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu
produk tertentu. (Kotler, Amstrong, 2006, p. 137).
·
Gaya Hidup
Pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari
kebudayaan, kelas social, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya
hidup yang berbeda. (Kotler, Amstrong, 2006, p. 138).
·
Kepribadian dan Konsep Diri
Personality adalah
karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon
terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang
percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensive, mudah
beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p. 140). Tiap orang memiliki gambaran yang kompleks, dan perilaku
sesorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut. (Kotler, Bowen,
Maknes, 2002, p. 212).
·
Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang
dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot,
dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh
family life cycle. Factor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering
diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan
yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan
orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.
205-206).
·
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang
dan jasa yang dibeli. (Kotler, Kowen, Makens, 2003, p. 207).
1.
Faktor Psikologi
·
Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk
mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori
Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan
manusia diatur menurut sebuah hirerarki, dari yang paling mendesak sampai yang
tidak paling mendesak. Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah
terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti mnjadi sebuah motivator, dan orang
tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting
berikutnya. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 214).
·
Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan, informasi untuk membentuk sebuah
gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 215).
·
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang
selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang
diterima atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang
diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan
menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama. (Schiffman,
Kanuk, 2004, p. 207).
·
Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang
mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan
iman. (Kotler, Amstrong, 2006, p. 144). Sedangkan attitude adalah evaluasi,
perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari
seseorang pada sebuah obyek atau ide. (Kotler, Amstrong, 2006, p. 145).
1.
Faktor Kebudayaan
·
Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem
nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan,
agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). meskipun konsumen pada Negara
yang berbeda mempunyai nilai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya
seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 202).
·
Kelas Sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai,
minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor
saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,
kekayaan, dan lainnya. (Kotler, Amstrong, 2006, p. 132).
2.3
Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Tahap-tahap proses
keputusan pembelian (Phillip KOtler, 2005:204) :
Ø Pengenalan
Masalah
Proses
pembeli dimulai dari pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu
perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu
dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Para pemasar
perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat
tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh
jawaban, apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang
menyebabkan semua itu muncul, dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu
menyebabkan seseorang mencari produk tertentu ini.
Ø Pencarian
Informasi
Seorang
konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari
informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek
yang dapat memuaskan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak,
kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin
tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif
mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.
Ø Penilaian
Alternatif
Setelah
melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya
konsumen harus melakukan penelitian tentang beberapa alternatif yang ada dan
menentukan langkah selanjutnya. Penilaian ini tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen (waktu, ruang, informasi)
maupunn resiko keliru dalam penilaian.
Ø Keputusan
Membeli
Setelah
tahap-tahap awal tadi dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk
menentukan pengambilan keputusan apakah jadi membeli atau tidak. Jika keputusan
menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kualitas, harga, dan
sebagainya. Untuk setiap pembelian ini, produsen perlu mengetahui jawaban atas
pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen.
Ø Perilaku
Setelah Pembelian
Setelah
membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan bahwa konsumen memiliki ketidakpuasan
setelah melakukan pembelian seperti harga barang dianggap terlalu mahal,
kualitas barang yang tidak sesuai dengan keinginan, dan sebagainya. Untuk mencapai
suatu keharmonisan dan meminimumkan ketidakpuasan pembeli harus mengurangin
keinginan-keinginan lain setelah pembelian, atau juga pembeli harus
mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk melakukan evaluasi sebelum membeli.
2.4
Faktor – Faktor Yang Memepengaruhi Pembelian
Terdapat empat faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian, yaitu:
1.
Motivasi (Motivation)
Merupakan
suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang guna mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.
Persepsi (Perception)
Merupakan
hasil dari pemaknaan atau pandangan seseorang terhadap suatu kejadian yang
dihadapinya berdasarkan pada informasi dan pengalamannya terhadap kejadian
tersebut.
3.
Pembentukan Sikap (Attitude Formation)
Merupakan
penilaian yang terdapat dalam diri seseorang, yang mencerminkan sikap suka atau
tidak suka seseorang terhadap suatu hal.
4.
Integrasi (Integration)
Merupakan
gabungan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon terhadap sikap
yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli suatu
produk, sebaliknya perasaan tidak suka akan membuat seseorang untuk tidak
membeli suatu produk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan
ekonomi yang pesat sangatlah berpengaruh terhadap perilaku konsumen saat ini.
Banyak macam-macam perilaku konsumen yang ada sangat mempengaruhi terhadap
pembelian suatu produk atau jasa yang dimiliki oleh produsen. Kualitas produk
atau jasa serta harga sangat mempengaruhi prilaku konsumen untuk membeli produk
yang dimiliki oleh produsen. Karakteristik setiap konsumen berbeda-beda, ada
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk yaitu faktor social,
faktor personal, faktor psikologis, serta faktor kebudayaan.
Oleh
karena itu seorang produsen harus selalu memperhatikan perilaku konsumen dalam
strategi pemasaran untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam penjualan
suatu produk. Dengan memahami dan memperhatikan perilaku konsumen, produsen
dapat mengerti dan mengetahui apa yang sedang dibutuhkan seorang konsumen saat
ini.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar