Kamis, 20 Maret 2014

KARANGAN ILMIAH

KARANGAN ILMIAH

PENDAHULUAN
Dalam membuat suatu karangan ilmiah banyak membahas fakta secara logis dan sistematik dengan tata bahasa yang baik dan benar. Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.

PENGERTIAN KARANGAN
Karangan ilmiah merukapan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu ,disusun menurut metode tertentu dengan sistematika yang bersantun bahasa dan isinya dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah :
1.                  Memberi penjelasan
2.                  Member komentar atau penilaian
3.                  Memberi saran
4.                  Menyampaikan sanggahan
            5.         Membuktikan hipotesa

MACAM-MACAM KARANGAN ILMIAH
Karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1.       Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2.       Kertas kerja
 Seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
1.       Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
2.       Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
3.       Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

SIFAT KARANGAN ILMIAH
Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi syarat.Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Lugas dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak mebuaat tafsiran (interprestasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan (definisi) oprasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabe.
2.   Logis
          Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
3.   Efektif
          Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
4.   Efisien
         Maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
5.    Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku

CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH
Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:
a.Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
b. objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
c. cermat, tepat, dan benar;
d. tidak persuasif;
e. tidak argumentatif;
f. tidak emotif;
g. netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
h. tidak melebih-lebihkan sesuatu

Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, ada 5 langkah pokok proses ilmiah.
1.      Mengenali dan merumuskan masalah
2.      Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3.      Merumuska hipotesis ( dugaan hasil sementara )
4.      Menguji hipotesis
5.      Menarik kesimpulan

KARANGAN NON ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karangan ilmiah :
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa konotatif dan populer
d. Tidak memuat hipotesis 
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah 
f. Bersifat imajinatif
g. Situasi didramatisir
h. Bersifat persuasif
i. Tanpa dukungan bukti

Sifat Karangan Ilmiah :
1.       Emotif yaitu sedikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis.
2.       Persuasif yaitu Cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca.
3.      Diskriktif yaitu informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat Pribadi.
 Kritik tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadangkadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa.

Macam-macam Karya Non Ilmiah :
Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
Dongeng : Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.
Novel : Bentuk sastra yang paling popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
Drama : Suatu aksi atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.

CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH POPULER
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari   pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Sumber :

Soal Karangan Ilmiah :
1.       Memberi penjelasan dan member saran termasuk ke dalam …. karya ilmiah
a.       Sifat
b.      Ciri-ciri
c.       Tujuan *
d.      Struktur
2.       Karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal) adalah pengertian dari…
a.       Kaya Ilmiah
b.      Karya Non Ilmiah *
c.       Proposisi
d.      Generalisasi
3.       Informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat pribadi adalah pengertian dari…
a.      Persuasif
b.      Emotif
c.       Kritik tanpa dukungan bukti
d.      Diskriktif *
4.       Emotif adalah…
a.       tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadangkadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa
b.      informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat pribadi
c.       sedikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis *
d.      Cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca
5.       Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup adalah pengertian dari…
a.      Dongeng *
b.      Cerpen
c.       Novel
d.      Drama 

BERFIKIR INDUKTIF

BERFIKIR INDUKTIF

PENDAHULUAN

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara.
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).

PEMBAHASAN

1.      Hipotesis dan Teori

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersofat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk menguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam pernyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan kedalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur.

1.      Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
Generalisasi dibagi menjadi 2, yaitu :
a.      Generalisasi Sempurna/Tanpa Loncatan Induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
b.      Generalisasi Tidak Sempurna/Dengan Loncatan Induktif
Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
2.      Analogi
Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan dari analogi :
-          Meramalkan kesamaan.
-          Mengelompokkan klasifikasi.
-          Mengungkapkan kekeliruan.
Contoh :
Ronaldo adalah pesepak bola
Ronaldo berbakat main bola
Ronaldo adalah pemain real Madrid

3.      Hubungan Kausal (Sebab-Akibat)
Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
Terdiri dari 3 pola, yaitu :
§  Sebab ke Akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.

Contoh : Karena terjatuh di tangga, Key harus beristirahat selama 6 bulan.
§  Akibat ke Sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Doni patah karena memukul papan itu.
§  Akibat ke Akibat
Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
1.      Induksi dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah-langkah menyususn eksposisi :
                                i.            Menentukan topik/tema.
                              ii.            Menetapkan tujuan.
                            iii.            Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
                             iv.            Menyususun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Sumber :

Soal Berfikir Induktif :

1.       Cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual adalah pengertian dari…
a.      Deduktif
b.      Induktif *
c.       Penalaran
d.      Inferensi
2.       Karena terjatuh dari tangga, Arif harus beristirahat selama 3 bulan.
Contoh diatas termasuk hubungan…
a.       Sebab-akibat *
b.      Sebab-sebab
c.       Akibat-sebab
d.      Akibat-akibat
3.       i. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
ii. Menetapkan tujuan
iii. Menentukan topik atau tema
iv. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
v. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi
Langkah-langkah dalam menyusun eksposisi yang benar adalah…
a.       i-ii-iii-iv-v
b.      iii-ii-i-iv-v *
c.       i-iii-ii-iv-v
d.      iii-i-iv-ii-v
4.       Apa yg dimaksud dengan generalisasi…
a.       Penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.
b.      Proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
c.       Penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada. *
d.      Jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersofat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
5.       Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan adalah pengertian dari…
a.      Generalisasi umum
b.      Generalisasi khusus
c.       Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi sempurna *

BERFIKIR DEDUKTIF

BERFIKIR DEDUKTIF

PENDAHULUAN

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

PEMBAHASAN
1.      Pengertian Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
2.      Jenis-jenis Silogisme
a.      Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan).
b.    Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
c.     Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
d.     Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh :
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Sumber :

Soal Berfikir Deduktif :

1.       Suatu proses pemilihan secara deduktif disebut…
a.       Silogisme *
b.      Proposisi
c.       Observasi
d.      Inferensi
2.       Cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus disebut…
a.      Silogisme
b.      Penalaran
c.       Deduksi *
d.      Karya ilmiah
3.       Nenek Mika berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Mika berada di Bandung.
Jadi, nenek Mika tidak berada di Bogor.
Contoh dari kalimat diatas adalah…
a.       Silogisme Universal
b.      Silogisme Alternatif *
c.       Entimen
d.      Silogisme Hipotesis
4.       Ada berapa jenis-jenis silogisme…
a.       2
b.      3
c.       4 *
d.      1
5.       Deduksi berasal dari bahasa…
a.       Indonesia
b.      Sansekerta
c.       Arab
d.      Inggris *